Kamis, 14 April 2011


 Coral Triangle Initiative (CTI)
Coral Triangle Initiative (CTI) on Coral Reefs, Fisheries and Food Security merupakan gagasan pengelolaan kawasan dan Sumber Daya Alam secara berkelanjutan di dalam Coral Triangle yang mencakup Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dari 6 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, PNG, Timor Leste, dan Kepulauan Solomon (selanjutnya disebut sebagai CT6).

CTI merupakan tindak lanjut dari gagasan Presiden SBY yang disampaikannya pada Konvensi Keanekaragaman Hayati ke-8 di Brazil pada tahun 2006, didasari kenyataan bahwa perairan Indonesia dan kawasan di sekitarnya merupakan habitat bagi highest level of coral diversity (setidaknya terdapat 5000 lebih jenis coral), dan dengan sendirinya memiliki kekayaan sumber daya hayati yang besar. Lebih lanjut, sekitar 126 juta orang menggantungkan penghidupan dan sumber makanannya dari kawasan perairan di kawasan ini, belum lagi seluruh dunia yang menikmati manfaat dari adanya terumbu karang ini.

Oleh karena itu dirasakan perlu untuk membentuk mekanisme kerjasama antar negara-negara CT6 yang memiliki tujuan dan pandangan yang sama mengenai pengelolaan lingkungan hidup dan mempertahankan kesinambungan SDA laut di kawasan Coral Triangle.

Pada tanggal 15 Mei 2009, di Manado telah diselenggarakan KTT pertama Coral Triangle Initiative (CTI) yang dihadiri oleh Indonesia, Filipina, Malysia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Solomon Islands. Dalam pertemuan puncak tersebut para pemimpin CT6 meluncurkan secara resmi CTI dalam sebuah deklarasi dan sekaligus menyepakati sejumlah langkah bertahap dan komprehensif, yang tercantum pada Regional Plan of Action.
Coral Triangle Initiative (CTI) on Coral Reefs, Fisheries and Food Security merupakan gagasan pengelolaan kawasan dan Sumber Daya Alam secara berkelanjutan di dalam Coral Triangle yang mencakup Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dari 6 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, PNG, Timor Leste, dan Kepulauan Solomon (selanjutnya disebut sebagai CT6).

CTI merupakan tindak lanjut dari gagasan Presiden SBY yang disampaikannya pada Konvensi Keanekaragaman Hayati ke-8 di Brazil pada tahun 2006, didasari kenyataan bahwa perairan Indonesia dan kawasan di sekitarnya merupakan habitat bagi highest level of coral diversity (setidaknya terdapat 5000 lebih jenis coral), dan dengan sendirinya memiliki kekayaan sumber daya hayati yang besar. Lebih lanjut, sekitar 126 juta orang menggantungkan penghidupan dan sumber makanannya dari kawasan perairan di kawasan ini, belum lagi seluruh dunia yang menikmati manfaat dari adanya terumbu karang ini.

Oleh karena itu dirasakan perlu untuk membentuk mekanisme kerjasama antar negara-negara CT6 yang memiliki tujuan dan pandangan yang sama mengenai pengelolaan lingkungan hidup dan mempertahankan kesinambungan SDA laut di kawasan Coral Triangle.

Pada tanggal 15 Mei 2009, di Manado telah diselenggarakan KTT pertama Coral Triangle Initiative (CTI) yang dihadiri oleh Indonesia, Filipina, Malysia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Solomon Islands. Dalam pertemuan puncak tersebut para pemimpin CT6 meluncurkan secara resmi CTI dalam sebuah deklarasi dan sekaligus menyepakati sejumlah langkah bertahap dan komprehensif, yang tercantum pada Regional Plan of Action.
                                                     
                                                        www.kemlu.go.id

Sabtu, 09 April 2011

KOMISI TEKNOLOGI INTERNASIONAL

Komisi Teologi Internasional (KTI) adalah sebuah departemen Kuria Romawi yang terdiri atas 30 teolog Katolik dari seluruh dunia. Fungsinya adalah untuk memberikan masukan kepada Kongregasi bagi Doktrin Iman Gereja Katolik Roma. Kepala kongregasi tersebut adalah ex officio presiden KTI yang bermarkas di Roma.
KTI didirikan pada tanggal 11 April 1969. Pada tahun 1976 komisi ini mengeluarkan laporan tentang teologi pembebasan berjudul "Perkembangan Manusia dan Keselamatan Kristiani". Tahta Suci selanjutnya menindak keras teologi pembebasan di era 1980an. Pada tahun 1997, komisi ini menghasilkan dokumen "Kekristenan dan Agama-agama". Dalam waktu beberapa tahun kemudian, sebuah rentetan tindakan disipliner diambil terhadap rohaniwan Katolik yang terlibat di dalam pandangan pluralisme religius. Pada tahun 2004, dokumen "Persatuan dan Pelayanan: Manusia Pribadi diciptakan dalam Citra Allah" diterbitkan dalam hubungannya antara penciptaan, evolusi dan iman Kristiani.[1]
KTI dikepalai oleh Kardinal Joseph Ratzinger sebelum ia menjadi paus pada tanggal 19 April 2005, menjabat posisi itu semenjak tanggal 25 November 1981. Presiden komisi ini sekarang adalah Kardinal William Levada. Keputusan mengenai Dunia Antara
Pada tahun 2007, komisi ini merujuk dunia antara sebagai sebuah "pandangan mengenai penyelamatan yang terlalu terbatas".[2] (Naskah seluruhnya bisa dibaca disini [3])
Walaupun laporan ini telah dianggap sebagai "penghapus dunia antara", interpretasi semacam itu adalah tidak benar. Pengertian sebenarnya adalah bahwa keberadaan dunia antara - terutama dalam hubungannya dengan bayi-bayi yang belum sempat dibaptis - harus dipertimbangkan selaras dengan rencana penyelamatan alam semesta Tuhan. KTI bertindak sebagai badan penasehat dan dokumen-dokumennya tidak dianggap sebagai pernyataan ajaran Gereja. Komisi ini, yang bekerja dalam sebuah peran penasehat bagi Vatikan dan yang "dokumen-dokumennya tidak dianggap sebagai pernyataan ajaran gereja yang mengikat" memberikan peringatan akan keterbatasan teori tersebut dalam sebuah dokumen yang terbit pada tanggal 20 April 2007.

Sabtu, 02 April 2011

LIGA ARAB

Liga Arab atau Liga Negara-Negara Arab (bahasa Arab: جامعة الدول العربية), adalah sebuah organisasi yang terdiri dari negara-negara Arab (bandingkan dengan dunia Arab). Organisasi ini didirikan pada 22 Maret 1945 oleh tujuh negara. Piagamnya menyatakan bahwa Liga Arab bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, termasuk hubungan niaga; komunikasi; kegiatan kebudayaan; kewarganegaraan, paspor, dan visa; kegiatan sosial; dan kegiatan kesehatan. Piagam Liga Arab juga melarang para anggota untuk menggunakan kekerasan terhadap satu sama lain[1]. Markas Liga Arab berada di Kairo.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

Inggris sebagai penguasa sebagain besar daerah Arab pada abad ke 19 menyadari bahwa di Arab telah tumbuh Pan Arabisme. Inggris menyadari hal ini dengan membantu Arab untuk melakukan gerakan revolusi melawan Kesultanan Usmaniyah yang merupakan lawan dari Inggris pada Perang Dunia Pertama. Inggris berjanji mereka akan membantu bangsa Arab untuk membentuk sebuah negara persatuan dibawah kepemimpinan Syarif Hussein di Mekkah.
Kemudian pada tahun 1943, Mesir memprakarsai gerakan Liga Arab. Tujuan Liga Arab ini untuk mempererat persahabatan Bangsa Arab, memerdekakan negara di kawasan Arab yang masih terjajah, mencegah berdirinya negara Yahudi di daerah Palestina dan membentuk kerjasama dalam bidang politik, militer, dan ekonomi.

[sunting] Ekonomi

Negara angoota Liga Arab memiliki sumber daya alam yang amat besar, diantaranya Minyak dan Gas Alam, terutama di kawasan Teluk. Beberapa negara anggota Liga Arab memiliki tanah yang subur, terutama di bagian Sudan. Beberapa kawasan, seperti daerah Mesir, Lebanon, Tunisia, dan Yordania juga merupakan negara anggota Liga Arab yang memiliki kawasan industri. Liga Arab juga mendirikan lembaga bantuan Arab Economic League, untuk membantu ekonomi beberapa negara berkembang anggota Liga Arab, seperti Sudan.

[sunting] Anggota

Arab League History.svg
Anggota Liga Arab saat ini (dan tanggal bergabung):

[sunting] Negara pemantau

Pada Januari 2003, Eritrea bergabung sebagai negara pemantau[9]. Kemudian pada tahun 2006, Venezuela menjadi negara pemantau[10]. Pada tahun 2007, India bergabung sebagai negeri pemantau.[11]

[sunting] Sekretaris Jenderal

Sekretaris Jenderal Liga Arab
Nama Negara Dilantik Akhir masa tugas
Abdul Rahman Hassan Azzam Mesir 1945 1952
Abdul Khlek Hassouna Mesir 1952 1972
Mahmoud Riad Mesir 1972 1979
Chedi Klibi Tunisia 1979 1990
Dr. Ahmad Esmat Abd al Meguid Mesir 1991 2001
Amr Moussa Mesir 2001 sedang menjabat

[sunting] Konferensi Liga Arab

  1. Bendera Mesir Kairo: 13-17 Januari 1964
  2. Bendera Mesir Alexandria: 5-11 September 1964
  3. Bendera Maroko Casablanca: 13-17 September 1965
  4. Bendera Sudan Khartoum: 29 Agustus 1967
  5. Bendera Maroko Rabat: 21-23 Desember 1969
  6. Bendera Mesir Kairo (konferensi darurat pertama): 21-27 September 1970
  7. Bendera Aljazair Aljir: 26-28 November 1973
  8. Bendera Maroko Rabat: 29 Oktober 1974
  9. Bendera Arab Saudi Riyadh (konferensi darurat kedua): 17-28 Oktober 1976
  10. Bendera Mesir Kairo: 25-26 Oktober 1976
  11. Bendera Irak Baghdad: 2-5 November 1978
  12. Bendera Tunisia Tunis: 20-22 November 1979
  13. Bendera Yordania Amman: 21-22 November 1980
  14. Bendera Maroko Fez: 6-9 September 1982
  15. Bendera Maroko Casablanca (konferensi darurat ketiga): 7-9 September 1985
  16. Bendera Yordania Amman (konferensi darurat keempat): 8-12 November 1987
  17. Bendera Aljazair Aljir (konferensi darurat kelima): 7-9 Juni 1988
  18. Bendera Maroko Casablanca (konferensi darurat keenam): 23-26 Juni 1989
  19. Bendera Irak Baghdad (konferensi darurat ketujuh): 28-30 Maret 1990
  20. Bendera Mesir Kairo (konferensi darurat kedelapan): 9-10 Agustus 1990
  21. Bendera Mesir Kairo (konferensi darurat kesembilan): 22-23 Juni 1996
  22. Bendera Mesir Kairo (konferensi darurat kesepuluh): 21-22 Oktober 2000
  23. Bendera Yordania Amman: 27-28 Maret 2001
  24. Bendera Lebanon Beirut: 27-28 Maret 2002
  25. Bendera Mesir Sharm el-Sheikh: 1 Maret 2003
  26. Bendera Tunisia Tunis: 22-23 Mei 2004
  27. Bendera Aljazair Aljir: 22-23 Maret 2005
  28. Bendera Sudan Khartoum: 28-30 Maret 2006
  29. Bendera Arab Saudi Riyadh: 27-28 Maret 2007

[sunting] Catatan

[sunting] Referensi

  1. ^ Pact of the Arab League, Avalon Project, diakses 12 Juni, 2007.
  2. ^ League of Arab States, Official Website, diakses 12 Juni, 2007.
  3. ^ League of Arab States, Official Website, diakses 12 Juni, 2007.
  4. ^ League of Arab States, Official Website, diakses 12 Juni, 2007.
  5. ^ League of Arab States, Official Website, diakses 12 Juni, 2007.
  6. ^ League of Arab States, Official Website, diakses 12 Juni, 2007.
  7. ^ League of Arab States, Official Website, diakses 12 Juni, 2007.
  8. ^ League of Arab States, Official Website, diakses 12 Juni, 2007.
  9. ^ Eritrea Joins Arab League as Observer, diakses 13 Juli 2007
  10. ^ Arab League accepts Venezuela as observer diakses 17 Oktober 2007
  11. ^ India invited as observer for Arab League summit diakses 13 Juni 2007